Hujan lebat dan banjir yang meningkat memaksa ratusan ribu orang meninggalkan rumah-rumah mereka di India timur laut dan menyebabkan gajah-gajah dan badak-badak lari, sementara kesengsaraan pada musim hujan itu meluas di Asia Selatan itu.
Di negara bagian Bihar, India timur korban yang terlantar akibat tidak adanya makanan menyerbu gudang-gudang dan pasokan pangan dijarah, sementara di negara tetangga Bangladesh sungai-sungai besar tingkat ketinggian airnya mencapai tingkat berbahaya dan banyak daerah-daerah negara itu terendam.
Di negara bagian Assam, hujan lebat menyebabkan tingkat ketinggian air meningkat, Selasa, yang menyebabkan lebih dari satu juta orang terlantar dan merusak jaringan jalan untuk hari kedua secara berturut-turut.
Hewan-hewan lari ke tempat-tempat yang lebih tinggi di Taman Nasional Kaziranga setelah sungai Brahmaputra meluap dan membanjiri sebagian besar lokasi taman itu, yang dihuni lebih dari separuh dari populasi badak di dunia.
Paling tidak dua anak badak tenggelam dan sekitar 100 gajah hanyut akibat banjir, kata para pejabat kehutanan.
Di Bihar banjir sudah menyebabkan sekitar tiga juta orang mengungsi dan menewaskan paling tidak 90 orang.
Ratusan warga desa menjarah satu gudang pangan di distrik Madhepura dan menjarah paket-paket pangan polisi menjaga yang datang untuk menjaga gudang itu. Kendaraan-kendaraan pemerintah yang membawa pangan juga dijarah.
"Kami tidak dapat menghentikan aksi-aksi itu walaupun kami berusaha sekuat tenaga," kata Bijendra Prasad Yadav, seorang pejabat pertolongan kepada Reuters.
Sejak musim hujan tiba di Asia Selatan Juni lalu, lebih dari 1.000 orang tewas akibat banjir, dengan sebagian besar korban terjadi di negara bagian Uttar Pradesh, Juli.
Di Bihar, lebih dari 560.000 orang diungsikan dan sekitar 200.000 orang telah dipindahkan ke kamp pengungsi bantuan pemerintah.
Media lokal memberitakan kereta api pertama yang membawa korban-korban banjir yang tiba di New Delhi, Senin, mengeluhkan mereka menerima sedikit atau tidak menerima bantuan pemerintah, demikian Reuters.